Padang, Cakrawalasumbar.com, - Wakil Direktur 2 Politeknik Negeri Padang (PNP), Anton, S.T., M.T menyatakan, dari 200 orang mahasiswa tingkat akhir Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Mesin, hanya 76 orang yang dipilih dan berkesempatan mengikuti Bimtek ini.
Ia juga mengucapkan terimakasih karena dari sekian banyak politeknik yang dilewati dari Aceh menuju Padang, Politeknik Negeri Padang yang dipilih Balai Jasa Konstruksi Wilayah 1 Banda Aceh.
Di masa pandemi dan masa susah perekonomian ini, 76 orang terpilih itu adalah orang yang beruntung karena di samping berhasil menyisihkan masing-masing 100 orang rekan sejurusan, mereka juga berkesempatan mendapatkan ilmu dan uji sertifikasi.
"Sangat susah mendapatkan ijazah pendamping, uji sertifikasi ini pun sangat mahal. Kami pun sebagai dosen juga diwajibkan menjalani uji sertifikasi," terangnya.
Ia juga mengatakan, dalam suatu pertemuan Pimpinan Politeknik Negeri Padang dengan Kepala Badan Pertanahan Nasional Padang juga mengemuka wacana untuk mendirikan Program Studi Ilmu Ukur dikarenakan setiap tahunnya dibutuhkan lebih dari 1.000 orang juru ukur.
"Kenapa PNP tidak bikin prodi khusus juru ukur? Jika Bimtek yang sedang digelar tersebut berhasil meluluskan setidaknya sekitar 60 orang, persentasenya masih kecil dalam memenuhi kebutuhan," ujarnya.
Oleh karenanya, Anton mengimbau peserta untuk mensyukuri kesempatan mengikuti Bimtek karena ijazah pendampingnya bisa menjadi bekal untuk bersaing dan dicari oleh perusahaan.
Ia juga berharap 76 peserta Bimtek tersebut bisa lulus semuanya, saking langkanya kesempatan itu.
Di sisi lain, Anton juga mengajak pihak Balai Jasa Konstruksi Wilayah 1 Banda Aceh untuk memanfaatkan sistem link and match perguruan tinggi dan industri yang memungkinkan 5% tenaga praktisi bisa mengajar di Politeknik.
“Seperti Pak Rep dari perusahaan Trakindo selama ini, jika rekan dari Balai punya waktu luang dan kesempatan, kami tunggu dengan senang hati untuk berbagi ilmu dalam perkuliahan atau seminar umum dan sejenisnya. Semua itu bagian dari tututan perguruan vokasi yang menerapkan “Kampus Merdeka” yang merdeka untuk magang dan belajar serta mencari peluang-peluang keilmuan terapan di luar bidang ilmu masing-masing," pungkasnya. (*)
0 Comments